Daftar isi
Target
Penting untuk mengetahui secara
spesifik area bisnis mana yang ingin di improve ketika menggunakan AI. Jadi,
bukan mulai justru dari “semua orang pokoknya kamu harus pakai AI yah gitu”.
Nanti selain sporadic malah menghasilkan kebingungan dan enggak ada hasil yang
nyata, yang kelihatan. Dan itu akan membuat orang menjadi pesimis, bahkan mungkin
apatis terhadap adopsi AI. Nah, jadi kita kalau mau belajar AI atau adopsi AI
nggak boleh just for the sake of belajar AI, just for the sake of adopsi AI.
Adopsi AI itu harus for the sake of business objective. Maka kita mulai lihat
dulu nih dari model bisnis kita atau model operasi kita. Mana kira-kira
area-area yang itu kita bisa mulai improve buat lebih efisien buat lebih
efektif, lebih cepat dengan menggunakan teknologi AI.
Katakanlah ketemu nih oh di area
research ini, di area produksi ini, di area inventory management ada, di area
sales itu juga ada. Nah, udah teridentifikasi itu ya. Jadi outputnya pun juga
di spesifikan. Misalnya oh kalau ini outputnya yang kita inginkan dari AI itu
adanya efisiensi operasional yang ini ada personalisasi layanan pelanggan, ini
produknya itu nanti go to marketnya bisa lebih cepat. Nah jadi kita udah the
find area mana yang kita nanti akan improve.
Menggunakan AI dan sudah jelas
arah improvementnya kemana, itu dulu ya itu namanya T yang pertama target
setelah kita udah selesaikan. T yang pertama kita masuk T yang kedua apa tadi
transfer ya.
Transformasi
Kita harus mulai memikirkan apa
transformasi yang diperlukan di masing-masing area yang kita nanti pengen
adopsikan atau apply AI tadi sehingga nanti beneran outcomenya tercapai, karena
untuk supaya AI itu bisa berfungsi dengan baik, maka kita harus secara sadar
mengkritisi bisnis proses di masing-masing area tadi.
Sehingga kita mengetahui, eh
kenapa ya di bisnis proses ini, kok lama banget kok banyak banget? Kesalahan
ada dimana masalahnya? Apa yang bisa kita tweak ya? Nah dari situ kemudian kita
bisa ngobrol sama teman-teman yang memahami tentang teknologi AI untuk kemudian
ketemu nih uh ka gitu di bagian bisnis proses ini nanti kita ubah. Jadi gini
aja nih prosesnya yang tadinya harus A BCD berubah jadi A langsung CD, B nya
diskip. Kenapa bisa di skip? Karena disitu AI bisa kita masukin. Nah ya jadi
emang mau nggak mau akan ada proses yang harus nanti diubah atau dimodifikasi.
Dan kesadaran akan hal itu
penting supaya nanti AI ketika masuk dia benar-benar bisa delivering value yang
paling optimal, bukan malah nambahin kerjaan. Jangan sampai nanti anda kerja
masih dengan pola kerja yang sama, proses kerja yang sama. Kemudian ditambahin
AI yang justru ini kerjaan tambahan. Kan nggak boleh gitu, jadi nggak ada
gunanya dong, AI nya. Padahal AI itu hadir untuk ngebuat sebuah proses kerja
atau sebuah proses bisnis menjadi lebih simple, menjadi beli lebih lebih
ringan, menjadi lebih cepat, menjadi lebih mudah.
Nah, maka kita harus kulitin dulu
tuh pola kerja mana nih yang harusnya kita signifikasi dengan hadirnya AI?
Bisnis proses mana nih yang bisa kita potong, kita hilangkan dengan hadirnya AI
dan maka memang dalam proses ini harus ngobrol sih sama teman-teman yang
memahami tekologi AI itu sendiri. Jadi disuruh duduk bareng tuh ini pakar AI nya,I
ni adalah pakar bisnis prosesnya. Nah mereka ngobrol ketemu tuh kita harus
transform pola kerja kita, proses bisnis kita di bagian ini dengan cara
memasukkan AI nya seperti ini, sehingga nanti outputnya atau outcome nya akan
tercapai. Outcome yang udah kita putuskan di T yang pertama di target.
Train (Melatih)
Nah ini ada dua yang harus kita
lati, pertama adalah jelas karyawan kita latih mereka supaya mereka ma mengubah
pola kerja mereka, mengikuti bisnis proses yang baru atau pola kerja yang baru
yang tadi sudah ada elemen AI di dalamnya.
Ya kan nggak semua orang lo
dengan cepat dia mau mengubah apa yang sudah mereka lakukan bertahun-tahun yang
udah jadi habit hanya karena janji itu akan jadi lebih mudah, lebih cepat gitu
ya. Nah, maka agility itu harus dibangun dari mindsetnya dia sampai behaviornya
dia sehingga dia itu dengan nyaman mau beradaptasi dengan perubahan yang sudah
tadi terjadi atau didesin dengan adanya AI tadi.
Yang berikutnya adalah mereka
juga harus kita kenalkan dengan AI itu sendiri. AI itu apa? Cara kerjanya kayak
gimana? Cara dia menggunakannya kayak gimana sampai kepada etika AI nya tuh
seperti apa supaya dia kenal nih akan barang baru, tools baru yang nantinya dia
akan pakai untuk membuat kerjaan dia. Harusnya nih dengan bisnis proses yang
baru dengan tools yang baru namanya tadi harusnya kerjanya jadi lebih mudah,
lebih baik, lebih cepat hasilnya, lebih bagus gitu, tapi balik lagi dia harus
kenal AI itu apa.
Ya jadi orangnya harus ditrade
bukan cuma teknik menggunakan AI toolsnya aja loh ya, tapi juga mindsetnya dia,
agelitynya dia. Nah yang harus di train juga nih kalau udah levelnya aga hight.
Kalau misalnya Anda menggunakan AI yang basisnya Large language model. Misalnya
seperti chat GPT yang tadi disebut di awal.
Atau ada Google Bard, anda itu
sebenarnya bisa Mefinetion Foundation model yang namanya GPT atau Jumini tadi,
supaya dia lebih memahami situasi kondisi perusahaan anda. Memahami kebijakan
di perusahaan anda, bahkan ilmu pengalaman data yang dimiliki oleh perusahaan anda
tuh anda bisa ajarkan kepada mereka. Sehingga ketika anda berinteraksi dengan
mereka dengan si AI nya ini itu, dia udah kenal tentang perusahaan Anda. Dia
udah tau tuh strategi perusahaan anda mengarahnya kemana, apa yang pernah dilakukan
perusahaan anda sebelumnya? Apa kegagalan keberhasilan sebelumnya? Sehingga
nanti dia akan memberikan advice yang itu sudah memasukkan pertimbangan yang
lebih kontekstual dengan realita di perusahaan Anda. Jadi yang di train bukan
cuma si manusianya si karyawannya, tapi ainya juga si train dengan data milik
perusahaan.
Kalau itu udah dilakukan maka
Insya Allahlah Adopsi AI itu akan bukan hanya sekedar lebih masif ya, tapi akan
menghasilkan outcome hasil yang jauh lebih signifikan tingkat positifnya dan
benefitnya dibandingkan kalau kita ya adopsi AI nya, sekedarnya adopsi tanpa T,
yang pertama target dan yang kedua apa transform proses kerjanya harus berubah,
pola kerjanya berubah dan terakhir adalah train.