Meski hadir sebagai negara minoritas di Timur Tengah yang dipenuhi oleh negara-negara Arab, tidak bisa dipungkiri Israel bisa bertahan dengan baik. Salah satu faktornya adalah ketahanan ekonomi Israel yang luar biasa. Hal ini dibuktikan dengan JDP Israel yang menduduki peringkat dua di kawasan Timur Tengah. Dari data tadi diketahui kalau Israel mencetak hingga 525 miliar atau 8149 triliun rupiah di tahun 2022 kemarin. Angka ini mengalahkan Uni Emirat Arab. Padahal kita tahu sendiri kalau negara ini memiliki Dubai yang disebut-sebut sebagai kota impian banyak orang. Nah, pertanyaan besarnya tentu mengarah ke satu hal, yaitu dari mana sumber kekuatan ekonomi Israel? Apakah minyak seperti Saudi atau wisata seperti Dubai? Mari kita cari tahu bersama.
Sebelum mengetahui alasan kenapa
Israel bisa tumbuh begitu pesat, kita harus tahu dulu kalau Israel memang
tumbuh sebagai anomali di Timur Tengah. Di masa awal pembentukan Israel di
tahun 1948, negara ini seperti tidak punya harapan apa-apa. 95% wilayahnya
adalah tempat gersang yang tidak cocok untuk pertanian, perkebunan, dan juga
peternakan. Kemudian, 2/3 dari 1,1 juta penduduk Israel di masa itu adalah
imigran yang terombang-ambing di atas kapal yang lari dari peristiwa Holocas.
Di masa tersebut Israel juga menjadi bulan-bulanan dengan datangnya berbagai
perang yang terus-menerus mereka alami. Mulai dari Perang Arab Israel di 1948,
lalu krisis sust tahun 1957, Perang 6 Hari Tahun 1967.
Lalu Perang Yom Kippur tahun 1974,
dan beragam perang lainnya, termasuk konflik bersenjata dengan milisi
Palestina. Dengan semua masalah ini, Israel dianggap akan bubar dalam waktu
dekat dan tinggal nama di Timur Tengah. Tapi sama yang seperti kita ketahui Israel
malah bertahan dan menjadi salah satu yang paling unggul di Timur Tengah.
Keunggulan Israel bukan cuman soal menjadi negara dengan pertumbuhan ekonomi
paling pesat di Timur Tengah sejak awalnya berdiri, tapi juga datang dari
berbagai aspek lain. Mulai dari Human Development Index yang menempati posisi
ke-22 di dunia.
Kemudian posisi 27 dalam
peringkat GDP dunia. Tingkat melek huruf di Israel juga luar biasa, mencapai
lebih dari 97%, dimana banyak negara maju yang hanya bisa mencapai 96%. Lalu
ada juga indeks harapan hidup yang tinggi yang mencapai lebih dari 83 tahun.
Indeks harapan hidup ini dipengaruhi oleh berbagai macam hal, mulai dari
fasilitas kesehatan, harga bahan pangan, keamanan, keadaan lingkungan hidup,
dan masih banyak lagi. Nah, melihat bagaimana Israel bisa membalik nasibnya,
sebenarnya ada banyak faktor yang membuat Israel maju dengan pesat.
Alasan pertama kenapa Israel bisa
begitu berkembang dari awal berdirinya tentu saja datang dari kebijakan
pemerintah yang tidak ugal-ugalan dan tepat sasaran. Di awal berdirinya Israel
banyak mendapatkan bantuan dana dari negara-negara maju mulai dari Amerika,
Italia, Prancis dan lain-lain, serta ada juga ganti rugi dari Jerman Barat
lewat Perjanjian Luxsemburg karena kejadian Holocaus. Kemudian ada juga
sumbangan yang diberikan kepada Israel dari komunitas Yahudi di seluruh dunia.
Jumlah dana yang sedikit ini kemudian digunakan Israel untuk beragam proyek
strategis. Pembangunan nasional.
Salah satu proyek paling terkenal
bernama Histadrut yang diartikan sebagai serikat buruh bagi Israel. Namun Histadrud
ini bukan cuma serikat buruh biasa, tapi juga menjadi pengendali
perusahaan-perusahaan yang ada di Israel agar sejalan dengan visi pemerintah di
berbagai lini seperti pertanian, transportasi, telekomunikasi, dan juga
perbankan. Cara kerja Histadut ini cuma ada tiga, yaitu menghasilkan profit,
melakukan penelitian dan pengembangan berkelanjutan, dan juga tegas dalam
bersikap. Makanya Histadrud ini tidak segan-segan untuk membubarkan perusahaan
yang dianggap tidak profitable ataupun tidak melakukan kerjanya dengan baik.
Pada awalnya Histadrut ini berfokus pada bidang pertanian dan sangat berhasil.
Di tahun 1950 an Israel sudah berhasil menjadi eksportir benih unggul, padahal
memiliki tanah gersang.
Histadrod setidaknya punya
sembilan perusahaan dalam lini pertanian. Salah satunya adalah detafim yang
berhasil menciptakan benih dan metode pertanian yang bisa menghasilkan 50%
lebih banyak dari benih pada umumnya, namun menggunakan air lebih sedikit
hingga 40% dengan sistem pengairan daur ulang modern.
Kemudian ada juga kebijakan yang
diambil di dunia telekomunikasi dengan program bernama The Yosme Group di tahun
90 an. Program ini berfokus pada pengembangan internet yang menjadi tren baru
di masa tersebut. Dalam program ini. Israel melakukan hal aneh dengan menjamin
keuntungan investor dan jika merugi Israel siap untuk menanggung kerugian
tersebut. Nah, perjanjian ini kemudian membawa banyak investor masuk ke Israel
dan membuat Israel menjadi salah satu raksasa teknologi hanya dalam waktu
singkat.
Salah satu buktinya dengan kehadiran Silikcon Wady, kompleks perusahaan seluas enam Kim duasegi yang menjadi tempat lahirnya beragam startup Israel yang mendunia seperti Helios. Fiver, dan juga Monday.com. Di tempat ini juga didirikan beragam kantor besar seperti Google, Apple, Microsoft, Intel, dan lain-lain. Silikcoon Wadi juga mendukung investasi modal ventura Israel yang pada tahun 2021 mencapai 22 miliar US Dollar atau 340 triliun rupiah. Belum lagi kesinambungan kebijaksanaan, pendidikan dan militer dari Israel yang menjadi kombinasi dahsyat untuk mendorong ekonomi mereka.
Israel memang sangat berfokus
pada sektor pendidikan dan sektor pertahanan militer mereka yang dibuktikan
dengan anggaran yang terus meningkat.
Kombinasi ini membuat Israel
mampu menciptakan ilmuwan dan cendikiawan di bidang militer yang membuat mereka
mampu memproduksi senjata mutakhir seperti Iron Dome. Tank merrcava, dan
sebagainya. Produksi senjata ini kemudian diperjualbelikan secara internasional
dan tentunya menjadi pundi-pundi emas yang luar biasa bagi Israel. Di tahun 2022
Israel bahkan berhasil menghasilkan hingga 12,5 milliar US dollar atau 193
triliun rupiah dari eksport senjata mereka. Nah, berbagai sektor yang dibahas
ini hanya sebagian kecil dari bukti kebijakan pemerintah Israel yang tepat
sasaran. Dengan dana yang terbatas tapi pengelolaan yang tepat. Israel berhasil
tumbuh sebagai salah satu raksasa ekonomi di Timur Tengah.
Ia melihat kekuatan ekonomi
Israel yang begitu kuat dan cara mereka bangkit. Kemudian bertahan hingga
sekarang. Membawa kita ke pertanyaan berikutnya, bagaimana masa depan Israel di
tengah kecaman dunia? Mulai dari kecaman politik, Pemberhentian Kerjasama, Penolakan
paspor.
Dan potensi embargo besar-besaran
dari negara-negara Organisasi Kerjasama Islam. Untuk menjawab hal ini, tidak
ada hal pasti bagi Israel di masa konflik sekarang.
Negara ini tetap kuat dari segi
ekonomi. Bahkan JDP Israel diproyeksikan meningkat 2,9% di tahun 2023 dan
3,3% di tahun 2024.
Namun meski diprediksi positif,
konflik dalam negeri Israel juga sangat besar. Contohnya, pada Januari hingga
Oktober 2023 kemarin, sejumlah unjuk rasa mewarnai Israel karena protes
terhadap reformasi peradilan yang dilakukan oleh pemerintahan Natthannyahu.
Reformasi peradilan ini dianggap melemahkan peran dari Mahkamah Agung Israel.
Kondisi politik yang runyam di Israel ini memang mengkhawatirkan karena bisa
saja kebijakan yang menopang Israel hingga sekarang malah terbengkalai. Karena
pemerintahan dari Netthannyahu yang memang dikenal beda pendapat sedikit aja
langsung disebut teroris. Jadi bisa saja ya. Netthannyahu ini menjadi pintu
dari kejatuhan Israel dari segi pemerintahan dan nantinya dari segi ekonomi.